Foto Asrama Putra Pondok Pesantren Al Huda Sugihan Magelang


alhudasugihan.id - Pondok Pesantren Al Huda Sugihan merupakan pesantren salaf yang beralamat di Dusun Sugihan, Desa Sidowangi, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Lembaga pendidikan Islam berbentuk pesantren ini tergolong sebagai salahsatu pesantren tertua di Kabupaten Magelang yang tercatat berdiri sejak 5 Desember 1865. Pesantren Al Huda Sugihan didirikan oleh Simbah KH. Bakri, cucu Simbah Kramayuda (Bupati Banjarnegara sekitar tahun 1790). Kakek pendiri pesantren yang merupakan Bupati Banjarnegara pada masanya kemudian melarikan diri ke sebuah daerah bernama Jarakan Sugihan karena tidak setuju atas sikap dan peraturan Belanda saat itu. Simbah Kramayuda mempunyai 3 putra, salahsatunya ialah Simbah Dipapawira yang merupakan ayah dari KH. Bakri (pendiri Pesantren Sugihan). (1)

Simbah KH. Bakri merupakan santri Syaikhona Cholil Bangkalan Madura. Yang kemudian setelah beliau pulang menimba ilmu dari Bangkalan Madura, beliau mendirikan pesantren di Sugihan Kajoran Magelang yang sekarang dikenal sebagai Pondok Pesantren Salafiyah Al Huda Sugihan. Simbah KH. Bakri Sugihan menikah dengan Nyai Hj. Artinah putri Simbah KH. Sholeh Jamblang, Kaliabu,  Salaman, Magelang(2). Dari pernikahan tersebut, KH. Bakri dan Nyai Hj. Artinah dikaruniai 4 putra dan 1 putri yang meliputi KH. Ridwan, Nyai Roihanah, KH. Ali, KH. Mansur dan Kyai Nur Misbah. (3) 

Cerminan keluarga pesantren selalu dicontohkan oleh KH. Bakri dan Nyai Hj. Artinah untuk memberi uswatun chasanah bagi putra-putri dan santrinya. Selain sangat giat dalam menjalankan amalanamalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nyai Hj. Artinah dan suami sangatlah perhatian terhadap orang-orang yang bersemangat mencari ilmu agama (ngaji), terlebih kepada santri- santrinya di Pesantren Sugihan. Bahkan, hampir setiap hari beliau menyediakan minuman dan makanan ringan bahkan kadang kala makanan bagi para santri. Begitu perhatiannya kepada orangorang yang mempunyai semangat mencari ilmu, bahkan untuk membiayai putra-putra nya yang sedang belajar di pesantren masing-masing dialokasikan 5 rupiah dalam setiap bulannya (disaat harga beras dalam 20 Kg pada waktu itu paling mahal seharga 1 rupiah). (4)


Periode pesantren pasca wafatnya Simbah KH. Bakri Simbah KH. Bakri Sugihan wafat pada hari Sabtu Pon tanggal 14 Syawal 1361 H / 24 Oktober 1942 M. Setelah beliau wafat, keberlangsungan pesantren pada tataran pelaksanaan pendidikan keagamaan dilanjutkan oleh putra-putra dan menantu beliau dibawah pimpinan KH. Ridwan sebagai putra pertama. Pada tahun 1383 H / 1963 M merupakan tahun ke 100 dari berdirinya Pesantren Sugihan ini dihitung dari perhitungan hijriyah. Pada tahun ini berdiri sebuah bangunan asrama putra yang sampai hari ini masih dapat disaksikan sebagai bangunan sejarah yang tetap berdiri kokoh.
Foto bangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Al Huda Sugihan dari samping kanan 

Desain bangunan yang antik ini mempunyai beberapa ciri khas yang berbeda dengan desain-desain bangunan di masa modern ini. Salahsatunya desain sebelah bawah pada samping kanan dan kirinya, ada lubang setengah lingkaran yang difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan persediaan kayu bakar kebutuhan sehari-hari pesantren.

Pada masa kepemimpinan Simbah KH. Ridwan ini bertepatan dengan situasi negara yang saat itu merupakan masa transisi dari Orde Lama menuju Orde Baru, dimana situasi saat itu sedang terjadi berbagai pemberontakan oleh berbagai kelompok di berbagai daerah. Simbah KH. Ridwan dikenal sebagai tokoh pengasuh pesantren salaf yang bersemangat dalam dunia pergerakan untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat itu. Nama beliau kemudian juga diabadikan sebagai nama jalan raya di Kecamatan Kajoran untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam memimpin berbagai pergerakan perjuangan rakyat kala itu. Pada era ini pula Pesantren Sugihan menjadi inisiator berdirinya lembaga pendidikan Islam formal yakni Madrasah Diniyah yang kemudian menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB) sebagai cikal bakal berdirinya MI Ma’arif Walisongo Sidowangi (didirikan oleh Simbah KH. Ridwan). Semangat memperluas lahan dakwah di bidang pengembangan pendidikan Islam formal juga dilakukan menantu Simbah KH. Ridwan yaitu KH. Syaifudin Haryoko yang mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA) program 4 tahun yang menjadi cikal bakal berdirinya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Walisongo Sidowangi. Hal senada dalam pengembangan pendidikan Islam formal juga dilakukan oleh KH. Yahya Haryoko (Cucu Simbah KH. Ridwan / putra KH. Syaifudin Haryoko) yang menginisiasi berdirinya SMK Ma’arif Walisongo Kajoran pada tahun 2012 (sebagai Ketua Dewan Pendiri).                                                                                                                                                                                     
Pesantren Sugihan mempunyai Qonun dan I'lan yang sudah ada nsejak 1960-an dan sampai saat ini menjadi peraturan sekaligus pegangan bagi para santri dalam belajar di Pesantren Sugihan. Qonun dan I'lan yang isi dan teks aslinya masih utuh hingga sekarang menjadi salahsatu dokumen sejarah pondok pesantren yang berdiri sejak 155 tahun yang lalu. Peraturan tersebut hingga kini berstatus sebagai pegangan dan peraturan dasar resmi yang dipakai oleh para santri Pesantren Sugihan sehingga tetap melestarikan budaya santri salaf walaupun berada di era modern ini.

Foto Qonun (kiri) dan I’lan Pondok Pesantren Al Huda Sugihan sejak era Simbah KH. Ridwan

 Foto Kitab Assuqyaniyyah
Sejarah lain yang dapat dilihat sebagai bukti  kontribusi Pesantren Sugihan dalam perkembangan ilmu pengetahuan Islam terutama didunia pesantren salaf yakni dengan adanya salahsatu kitab bidang keilmuan nahwu yang sampai hari ini menjadi pegangan utama para santri dalam mempelajari nahwu tingkat dasar. Kitab tersebut berjudul Assuqyaniyyah (fi 4 tarjamah al jurrumiyyah) karangan Simbah KH. Ali Bakri yang dalam penyusunannya dibantu oleh KH. Asrori Ahmad Wonosari Tempuran. Kitab tersebut selesai ditulis pada tanggal 29 Jumadil Awal 1404 H bi khot Ky Ahmad Ibnu Hajar Kaliabu. 
   
 
Periode Pesantren Generasi Cucu-Cucu Sumbah KH. Bakri
Foto Simbah KH. Mansur Bakri Sugihan Magelang

Pada smasa transisi kepemimpinan dari generasi putra-putra menuju generasi cucu diakhiri dengan kepemimpinan Simbah KH. Mansur Bakri yang kemudian amanahnya diteruskan oleh generasi selanjutnya. Masa transisi ini memberikan kesempatan bagi generasi selanjutnya untuk meneruskan perjuangan dakwah melalui pendidikan Islam pesantren salaf yang telah digagas oleh sesepuh Pondok Pesantren Al Huda Sugihan. Kiprah Pondok Pesantren Al Huda Sugihan untuk tetap hadir dalam dunia pendidikan Islam kemudian saat ini digerakkan oleh keluarga besar Pesantren Sugihan yang meliputi Ky Afifuddin Ridwan, KH. Dimyati Rifa'i Mansur, KH. Chalim Nur Misbah, KH. Toha Mansur, KH. Mahfudz Nur Misbah, Ky Taufiqurrahman dan masih banyak lainnya. Yang secara resmi kepemimpinan Pondok Pesantren Al Huda Sugihan ialah dibawah asuhan Ky Afifudin Ridwan dan KH. Dimyati Rifa'i Mansur.

Foto bersama: KH. Dimyati Rifai Mansur (kiri), KH. Chalim Nur Misbah (tengah) dan KH. Toha Mansur (kanan)

Di usia pesantren yang sudah menginjak pasa usia 155 tahun ini, banyak sekali kontribusi Pesantren Sugihan untuk kemajuan umat terutama dalam bidang dakwah pendidikan Islam. Banyak pula kontribusi masa lalu yang belum terekam dan terdokumentasikan secara tertulis, salahsatunya 5 dalam perkembangan dan proses kemajuan jamiyyah besar yang menjadi wadah dakwah jumhur Ulama di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama. Salahsatu kontribusi nyata diera ini yang dapat disaksikan dalam gerakan dakwah Nahdlatul Ulama yakni peran beberapa dzuriyyah Pesantren Sugihan yang berpartisipasi dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama di Kabupaten Magelang. Beberapa yang dapat kita baca seperti KH. Dimyati Rifa'i Mansur yang menjadi salahsatu jajaran Mustasyar PCNU Kabupaten Magelang, KH. Toha Mansur sebagai Rois Syuriah PCNU Kabupaten Magelang, Ky Taufiqurrahman  sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail PCNU Kabupaten Magelang dan Muhamad Adnan sebagai Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten Magelang Masa Khidmat 2019-2021.                                                                                                                            
Di era modern yang erat dengan tantangan zaman ini semoga Pondok Pesantren Al Huda Sugihan dan seluruh dzuriyyah Simbah KH. Bakri selalu diberi keistiqomahan untuk terus mendakwahkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah di tengah-tengah masyarakat. Semoga apa yang dilakukan selalu mendapat Ridho Allah SWT dan selalu mendapat berkah dari para guru terutama Syaikhona Cholil Bangkalan. Dan teruslah jaya menjadi bagian dalam kemajuan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah, kemajuan Nahdlatul Ulama dan kemajuan bangsa Indonesia sehingga tetap terus mampu berkolaborasi untuk dapat ikut berkontribusi.

(nandcbp)